TAMZIS BAITUL MAAL

"Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong" (al Qur'an Surat AnNahl ; ayat 23)

09 Maret 2015

On 22.08 by Anwar in
Parabola dan selang yang berserakan di Dusun Crondol


     CRONDOL merupakan sebuah kampung, alias dusun dimana mbah Gundul tinggal bersama 3 putrinya. Hari Senin tgl 9 /3/2015 kemarin, kami dari Forum Baitul Maal  PBMTI Korda Wonosobo berkunjung ke rumah mbah Gundul. Alhamdulillah setelah melalui jalan panjang berliku dan naik turun, akhirnya bisa sampai tempat tujuan. Sebelumnya,  transit dulu  di BMT Binamas Cabang Bruno. Setelah koordinasi beberapa menit, langsung cabut menuju lokasi, Jarak dari BMT Binamas Cabang Bruno ke rumah Mbah Gundul tidak terlalu jauh, sekitar 5 km. Namun harus melalui jalan sempit yang hanya bisa dilewati 1 mobil, sepanjang 2 km.  
       Berangkat dari Wonosobo jam 9 pagi, sampai dusun Crondol  sekitar jam 11.00. Bagi yang kurang jeli mungkin masuk Crondol biasa-biasa saja. Namun, kalo diperhatikan ada hal yang aneh di dusun ini. Dusun ini termasuk daerah yang sulit air di musim kemarau. ada sumber mata air yang 'diperebutkan' banyak warga. beberapa orang bisa membuat sumur sendiri, namun banyak yang memasang sendiri selang/pipa panjang yang disalurkan dari mata air ke rumah-rumah pribadi. jadi banyak pipa-pipa atau selang yang tidak teratur (jawa : kemlawer). Ini menandakan tidak ada koordinasi masalah penggunaan mata air di dusun Crondol. Sehingga, salah satu korbannya, yaitu mBah Gundul. Karena Mbah Gundul tidak mampu membeli selang, maka tidak mendapatkan jatah air dari mata air.
     Selain selang yang berserakan, di dusun ini hampir setiap rumah memiliki parabola. Walaupun rumahnya (maaf) seburuk yang ada di gambar atas itu, selalu punya parabola. Mungkin hanya tempat mbah Gundul yang tidak punya parabola. Mengapa masyarakat Crondol lebih mementingkan parabola? Sebuah pertanyaan yang tidak mudah dijawab.      Yang pasti, bahwa masyarakat Crondol sangat mementingkan parabola adalah sebuah realita.
    Baik masalah selang air yang berserakan, maupun banyaknya warga yang punya parabola, menunjukkan warga Crondol  berpola hidup nafsi-nafsi, alias sendiri-sendiri. Istilah yang lebih piopuler individualis.  Setiap keluarga hanya mengurusi keluarganya sendiri. 
    Maka, bagi mereka wajar, orang sesusah mbah Gundul tidak perlu ditolong. Pengakuan Mbah Gundul, sering terjadi  setelah para tamu mbah Gundul pulang, beberapa warga mendatangi rumahnya.  Mereka  meminta 'jatah' bantuan (yang sebenarnya bantuan itu hanya haknya mbah Gundul), seperti preman meminta jatah keamanan. Wallohu a'lam bishshowab.