TAMZIS BAITUL MAAL

"Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong" (al Qur'an Surat AnNahl ; ayat 23)

15 Juni 2010

On 01.54 by Tamaddun in
-->
Beberapa kalangan mengatakan, bahwa perut buncit dianggap sebagai “penyakit modern” yang dapat  menyebabkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Risiko terjadinya gangguan kesehatan semakin meningkat bila obesitas terkonsentasi di seputar perut atau yang dikenal sebagai obesitas sentral
Perut buncit atau obesitas sentral merupakan pertanda adanya bahaya yang mengancam kesehatan kita.
 Seseorang yang mengalami obesitas belum tentu memiliki keluhan. Namun, sebenarnya
 dalam tubuh orang yang berperut buncit sudah terjadi gangguan metabolisme yaitu sindrom metabolik yang meningkatkan risiko diabetes melitus serta penyakit jantung dan pembuluh darah.
Obesitas terjadi karena penimbunan lemak di dalam tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan. Penyebab obesitas beragam, diantaranya faktor genetik dan lingkungan. Perubahan pola makan yang bergeser ke arah makanan tinggi kalori dan perubahan pola hidup modern yang kurang gerakan atau aktivitas fisik merupakan  penyebab utama terjadinya obesitas yang semakin meningkat.


Penyebab Obesitas
Lingkungan
  • Banyak makan makanan tidak sehat (junk food) yang banyak tersedia, harganya murah, rasanya enak dan siap saji.
  • Kurangnya aktivitas fisik
    Baik dalam bekerja maupun berolahraga, aktivitas fisik semakin berkurang.
Genetik
  • Keturunan menyebabkan seseorang mempunyai potensi untuk menjadi obes, kecendrungan obesitas meningkat sampai 25-30%. Diperparah bila dalam lingkungan makanan tinggi kalori dan aktifitas rendah.
Penyakit
  • Hipotiroidisme, kelainan hipotalamus, yang menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal dalam tubuh berakibat memicu penimbunan lemak tubuh.

Bahaya Akibat Obesitas
Gagal jantung bisa juga diakibatkan oleh obesitas.

“Jadi dapat kita bayangkan, apa yang terjadi ketika sakit jantung. Kualitas tubuh kita tentu terganggu bahkan dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, kita harus memberikan perhatian dan menjaga jantung agar tetap dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Terlebih lagi penyandang
diabetes melitus, dan hipertensi, mereka perlu memberikan perhatian lebih kepada jantungnya karena kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan rusaknya otot jantung atau memberatkan kerja jantung sehingga lama kelamaan jantungan menjadi lemah dan tidak dapat bekerja lagi atau istilah medisnya disebut gagal jantung,“ paparnya.

Baru-baru ini ditemukan bahwa ternyata perlemakan hati juga disebabkan oleh obesitas. Hal ini diungkapan pakar liver
Dr. Irsan Hasan, Sp.PD, KGEH. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2001 di Jakarta, didapatkan kejadian perlemakan hati sebesar 30,6%. Faktor risiko penting yang ditimbulkan adalah obesitas, diabetes melitus, dan peningkatan trigliserida. Tetapi ada pula kasus perlemakan hati yang tidak disertai faktor risiko apapun (berat badan dan profil lipid normal, serta tidak mengidap diabetes melitus).

Perlemakan hati dapat terjadi pada semua usia, termasuk anak-anak, tetapi paling banyak ditemukan pada usia 40 sampai 50-an tahun, dan cenderung terjadi pada perempuan. Umumnya pasien perlemakan hati ditemukan secara kebetulan saat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Perlemakan hati sering terlacak setelah didapat kenaikan kadar SGOT dan SGPT pada
medical check-up.