22 April 2016
05 April 2016
On 20.31 by Anwar in realita
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Catur Subandrio mengatakan sebanyak 158 jiwa warga korban bencana alam longsor tanah di Desa Clapar Banjarnegara saat ini mengungsi.
"Bencana tanah longsor ini terjadi di lingkungan RT 01, RT 02, dan RT 03 RW 01 Desa Clapar, Kecamatan Madukara," katanya didampingi Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat.
Menurut dia, hujan lebat yang terjadi sejak hari Kamis (24/3), pukul 18.00 WIB, mengakibatkan terjadinya tanah bergerak dengan luas lebih dari 5 hektare atau sejauh 1,2 kilometer dengan pergerakan yang tergolong lambat.
Ia mengatakan bahwa hari Jumat (25/3), sekitar pukul 01.30 WIB, kembali terjadi gerakan tanah sehingga beberapa warga mulai mengungsi. "Gerakan longsor kembali terhadi pada pukul 06.00 WIB sehingga mengakibatkan sembilan rumah rusak berat, tiga ruma rusak sedang, dua rumah rusak ringan, dan 29 rumah terancam longsor dengan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 158 jiwa. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini," katanya.
Ia mengatakan bahwa sebagian warga mengungsi di rumah-rumah penduduk yang berada di lingkungan RT 03, RT 04, dan RT 05 RW 01. Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah menyiapkan tempat pengungsian di Sekolah Dasar Negeri 2 Clapar.
"Posko Aju Darurat BPBD Banjarnegara telah dibuka d Desa Clapar. Sejak pagi hingga sekarang, tim gabungan yang terdiri atas BPBD Banjarnegara, Kodim 0704/Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Pemerintah Kecamatan Madukara, Banser, Tagana, PMI, Bela Negara, dan masyarakat lainnya, membantu proses evakuasi warga ke tempat yang lebih aman," katanya.
Menurut dia, tim gabungan juga bekerja bakti menyingkirkan material longsoran, membuka dapur umum, membuka posko pengungsian, dan pengamankan lokasi.
Ia mengatakan bahwa selain merusak rumah warga, tanah bergerak atau longsor itu juga memutus jaringan listrik sehingga aliranya mati. "Jalan utama Banjarnegara-Pagentan yang melewati Madukara juga terputus total akibat gerakan tanah tersebut sehingga kendaraan dari Banjarnegara yang akan menuju Pagentan dan sebaliknya harus memutar melalui Karangkobar," katanya.
Disinggung mengenai penanganan lebih lanjut terhadap korban longsor di Desa Clapar, Catur mengatakan bahwa mereka tidak menutup kemungkinan akan direlokasi bersama warga lainnya yang telah lebih dulu direlokasi pascabencana beberapa tahun lalu.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu kedatangan tim dari Badan Geologi yang akan mengecek dan menganalisis kondisi tanah di Desa Clapar. "Kami masih menunggu Badan Geologi. Nanti bagaimana langkah-langkah dan rekomendasi dari mereka," ujarnya. (republika.co.id)
25 Februari 2016
On 22.48 by Anwar in seni
Minimalis telah menjadi trend bangunan saat ini. Mengingat , semakin mahalnya harga tanah maka luas bangunan rumah juga semakin menyempit. Hal ini mempengaruhi cara orang untuk memiliki taman atau tempat tanaman dan bunga untuk penghias rumah maupun penyegar udara.
Kalau dahulu hampir setiap bangunan rumah memiliki halaman yang luas, minimnal bisa untuk parkir 2 sampai 4 mobil, sekarang hal itu jarang terjadi. sebagian rumah bahkan tidak memiliki halaman. Kalau mereka memiliki mobil, maka diparkir di jalan atau langsung masuk garasi. Perubahan pola atau model pemilikan lahan/rumah ini mempengaruhi pola kesenangan terhadap taman dan tanaman, khususnya tanaman hias. Bagi rumah yang masih punya halaman bisa menghiasai halamannya dengan tabulampot (tanaman buah dalam pot). Namun, bagi yang tidak memiliki halaman sama sekali, namun di rumahnya ingin ada keindahan alam yang segar, bisa menggunakan tanaman hias yang ditempel didinding. Atau kita sebut Tanaman Hias Minimalis.
Tanaman hias yang didinding ini memiliki beberapa keunggulan :
1. Tidak makan ruang terlalu luas.
2. Pilihan jatuh pada tanaman yang berdaun sempit, sehingga tidak mengganggu pemandangan atau keindahan rumah, Bisa tanaman yang tumbuh ke atas, atau yang menjulur ke bawah.
3. Menambah kesegaran di dalam rumah. Apalagi bagi yang tinggal di daerah panas seperti Yogjakarta, maka tanaman hias minimalis ini sangat tepat.
4. Biaya murah. kita bisa membeli tanaman2 murah yang biasa dijual di pinggir jalan. Atau tanaman liar di pinggir-pinggir selokan di tepi jalan bisa kita pungut, kita bersihkan dan ditanam di rumah kita.
5. Mudah dilakukan/dipelihara.
Dari kegemaran bertanam, penulis pernah menemukan satu cara sederhana menanam tanaman hias minimalis. Ternyata beberapa tanaman hias ada yang gemar 'minum' air. Untuk tanaman yang demikian, maka medianya cukup dengan air saja. Plus diberi kerikil atau batu2 kecil untuk membuat tanaman tegak. Caranya sangat mudah :
1. Sediakan media/pot/vas untuk menanam. Pot ini tidak harus mahal. Bisa menggunakan botol bekas air mineral. Kalau Anda merasa bentuk botol ini kurang bagus, bisa Anda rekayasa sendiri sehingga menjadi menarik. Misalnya ditempeli renda2 atau di cat warna warni.
2. Masukkan kerikil dan air ke dalam pot yang sudah siap pakai tadi. Untuk menambah nutrisi, Anda bisa mnenambahkan pupuk cair NPK.
3. Masukkan ke dalam vas/pot tersebut tanaman yang suka air, misalnya sirih belanda, atau yang lainnya.
4. Taruh di tempat yang pas, memperindah ruangan, tidak mengganggu pandangan.
Semoga bermanfaat.
15 Januari 2016
08 Januari 2016
Search
Translate
Tentang TAMZIS Baitulmaal
VIDEO KITA
Popular Posts
-
Semarang Rabu, 6 januari 2016. Bertempat di gedung BMT Walisongo Semarang, FBM Korwil jawa Tengah mengadakan Raker untuk masa bakti...
Hubungi Kami
Categories
Diberdayakan oleh Blogger.