TAMZIS BAITUL MAAL

"Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong" (al Qur'an Surat AnNahl ; ayat 23)

20 Desember 2015

On 18.26 by Anwar in



Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis,  dan  desain lingkungan  yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian  swadaya berdasarkan  ekosistem alam.
Inti dari permakultur adalah
·         Peduli bumi karena tanpa bumi  yang sehat, manusia  tidak bisa sejahtera
·         Peduli manusia agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup
·         Mengembalikan surplus input dan hasil pertanian ke sistem, termasuk mengembalikan limbah pertanian dengan didaur ulang.(id.wikipedia.org)

     Hal itu secara 'natural' sudah dilakukan oleh nenek moyang kita. Salah satu praktek yang mirip permakultur adalah peladang berpindah. Banyak fihak yang menuding peladang berpindah sebagai perusak hutan alam. Tudingan itu tidak sepenuhnya benar. Sepintas kelihatannya peladang berpindah membakar hutan alam, namun pembakaran yang mereka lakukan adalah pembakaran terkendali. 
     Michel Dove pernah mengadakan penelitian, bahwa sesungghunya apa yang dilakukan peladang berpindah adalah memanfaatkan humus atau pupuk alamiah yang ada di bawah tegakan hutan alam. Peladang berpindah tidak melakukan pemupukan buatan. mereka hanya mengandalkan humus (top soil) yang berasal dari hutan alam karena memiliki kesuburan yang tinggi sehingga tidak membutuhkan pengolahan tanah, bahkan tidak membutuhkan pupuk tambahan sama sekali.

     Permakultur juga berusaha untuk mengembalikan biomas ke dalam tanah kembali, tanpa menggunakan pupuk buatan, hanya menggunakan pupuk organik, serta membenamkan sisa-siasa organisme ke dalam tanah. Permakultur merupakan sistem pertanian tanpa pengolahan tanah oleh manusia, namun pengolahan tanah lebih banyak 'ditugaskan'  kepada mikro organisma. 

   Untuk mendapatkan kesuburan tanah yang optimal, maka dalam permakultur  ditanam berbagai jenis tanaman pertanian yang bersifat polikultur. Dalam permakultur pantangan menanam secara monokultur. Karena diyakini penanaman secara monokultur akan menimbulkan efek yng kurang baik pada terbentuknya  iklim mikro serta pada produksi mikro organisma yang berguna untuk kesuburan tanah. 
    Penanaman secara polikultur juga dimaksudkan untuk memenuhi semua kebutuhkan pangan manusia, yang berpengaruh terhadap kesehatannya. Di samping itu sistim polikultur juga mengakomodir berbagai tanaman lokal yang ada di daerah setempat, sehingga kebutuhan pangan sebuah wilayah tidak ditentukan oleh pemilik modal besar saja. 
     Diharapkan, dengan menanam secara polikultur, hal ini mendekati sistem hutan alam, selanjutnya secara alamiah akan terjadi pengendalian hama dan penyakit, sehingga mengurangi biaya dan tenaga secara signifikan.